Londa terletak 5 km sebelah selatan Rantepao di Kecamatan Kesu. Merupakan sebuah kuburan gua kapur kuno milik Lengkong dan To' Pa'pak, keturunan dari Tandilino, orang pertama yang membuat kuburan "erong" (peti mati kayu). Koleksi tau-tau, kuburan gantung dan banyak erong yang diletakkan di dalam gua dapat ditemukan di sini. Dapat diakses dengan angkot Rantepao-Makale kemudian diteruskan dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan sepeda motor.
Photo by Fyant Layuk. Budaya Londa terletak di lembang Tadongkon dan lembang Sangbua’, kecamatan Kesu’, kabupaten Toraja Utara. Berikut ini adalah beberapa objek yang dapat dijumpai di Londa:
- Gua alam yang terdiri dari beberapa lubang
- Kuburan gantung
- Tongkonan, terdiri dari 15 tongkonan yang dibangun oleh keturunan dari To’ Lengke’ dan To’ Pangra’pa’ yang merupakan pemilik kuburan gua alam Londa
- Rante, dan beberapa situs purbakala lainnya
Masyarakat adat Toraja meyakini bahwa kematian adalah sebuah proses peralihan kehidupan dari dunia nyata ke dunia mistis. Oleh karena itu, masyarakat Toraja mengenal dua tongkonan (tempat perikatan tali silahturahmi yang sangat kuat dari satu rumpun keluarga/garis keturunan), yaitu: Tongkonan (rumah adat) dan Tongkonan Tang Merambu (kuburan). Londa adalah kuburan gua alam milik rumpun keluarga To Lengke’ dan To Pangra’pa’ di Tadongkon, Kesu’. Akibat perkembangan pariwisata, Londa telah populer hingga ke manca negara bahkan sudah mewakili nama dari kuburan yang sebelumnya sudah memiliki nama sendiri-sendiri. Beberapa lubang tersebut adalah Uluan, Tokanan, Pendoyangan, Potteda’, dan Penombonan.
Gua Londa adalah kuburan pada sisi batu karang terjal. Salah satu sisi dari kuburan itu berada pada ketinggian dari bukit yang mempunyai gua. Di dalam gua-gua itu terdapat peti mati (erong), tulang dan tengkorak manusia yang sudah berumur ratusan tahun yang diatur dan dikelompokkan menurut garis keluarga. Di atas pintu masuk gua di Londa terdapat patung-patung orang yang jenazahnya diletakkan di dalam gua. Patung-patung itu disebut tau-tau yang merupakan miniatur dari jenazah yang dikuburkan di dalam gua. Hanya kalangan yang memiliki strata sosial tinggi yang dibuatkan patung miniaturnya. Tau-tau yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun ini rawan pencurian mengingat harganya yang tinggi karena nilai seni dan budayanya. Pada bagian dinding bukit, tau-tau disusun berdampingan dengan erong dan peti mati lainnya yang disokong oleh kayu sebagai penahan sehingga peti-peti tersebut dapat berada di dinding bukit.
Jenazah yang dikuburkan diletakkan berdasarkan tingkat status sosial dalam masyarakat. Para bangsawan atau orang yang kedudukannya terhormat di masyarakat diletakkan pada bagian atas. Semakin tinggi letak atau posisi peti semakin tinggi pula posisi orang tersebut di dalam masyarakat.
Londa memiliki dua gua yang saling berhubungan dan dapat dimasuki oleh pengunjung. Panjangnya sekitar 1,000 m. Untuk melaluinya, pengunjung harus setengah merayap di beberapa bagian gua.
Narasumber : C.P. Innocencius Rantesapan
Penyusun : Yanto Maluka, SE, Mayske, SE
Lokasi : lembang Tadongkon dan lembang Sangbua’, kecamatan Kesu’
Jarak Tempuh : 6 km dari kota Rantepao
Waktu Tempuh : 15 menit
Batas Objek : sawah IB Tiku Pasang (Utara), sawah, tongkonan Tendenan (Selatan), gereja Jemaat Londa (Barat), gunung (Timur)
Fasilitas : kantor, tempat parkir, kios suvenir, toilet